5 Mitos Capsule Wardrobe di Media Sosial: Truth or Lie?
Kaminiers, masih bimbang mau mencoba capsule wardrobe atau skip saja? Ada banyak sekali opini mengenai capsule wardrobe yang seliweran di media sosial, bahkan beberapa diantaranya diisi dengan kesalahpahaman.
Beberapa mengatakan konsep ini sangat direkomendasikan untuk kamu yang ingin hidup lebih santai namun tetap modis. Di sisi lain, ada juga yang menyebut capsule wardrobe bikin ribet karena membatasi kreativitas untuk memadu padankan pakaian. Ada lagi mitos-mitos populer lainnya seperti “Capsule wardrobe yang sempurna berisikan pakaian yang harganya mahal” dan lainnya.
Kaminiers, pasti makin bimbangkan? Tenang saja, Kamini akan membahas mengenai mitos-mitos capsule wardrobe di media sosial yang populer. Penjelasan lengkapnya ada di bawah ini!
1. Colorless dan Membosankan

Ada banyak opini mengenai capsule wardrobe di media sosial, salah satunya ketika saya membaca sebuah artikel berjudul Against the Capsule Wardrobe. Ada beberapa poin yang disampaikan oleh Ykkinna dalam blognya mengenai capsule wardrobe, salah satunya menyebutkan “tidak ramah warna dan motif”.
Konsep capsule wardrobe adalah memilih pakaian yang timeless agar bisa digunakan dalam berbagai suasana. Timeless identik dengan gaya klasik, ini juga yang membuat capsule wardrobe didominasi dengan warna-warna netral atau dasar.
Kamini mengakui, capsule wardrobe tidak cocok untuk kamu yang ekspresif atau eksperimental. Namun, bukan berarti kamu tidak bisa memakai pakaian berwarna dan bermotif. Kamu bisa memilih pakaian berwarna cerah atau berpola, hanya saja pilihlah model yang timeless.
Misalnya, menyimpan satu potong kemeja bermotif polkadot berwarna kuning, satu blouse merah, satu kaos oranye, satu sweater ungu pastel. Ini sah-sah saja, karena pakaian tadi bisa dijadikan sebagai fashion statement yang memberikan efek segar dan modern dalam capsule wardrobe-mu. Tinggal sesuaikan saja warna-warna ini dengan kebutuhan, misalnya disesuaikan dengan musim atau kegiatan sehari-hari.
2. Membatasi Kreativitas Berpakaian?

Kayaknya nggak sedikit orang beranggapan kalau capsule wardrobe membatasi kreativitas dalam berpakaian. Dengan jumlah pakaian di lemari yang terbatas, secara otomatis kita akan mengulang untuk memakai pakaian yang sama setiap bulannya.
Faktanya, capsule wardrobe ini justru bisa menguji kreativitasmu. Kok bisa? Karena jumlahnya yang minim, mau nggak mau kamu harus mencari cara untuk membuatnya terlihat berbeda. Contohnya, kemeja akan terlihat kasual saat dipadukan dengan celana jeans.
Ada banyak hack memakai kemeja yang bisa Kaminiers ikuti, ini banyak banget di share di media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube. Lalu, scarf yang kamu miliki bisa kamu jadikan sebagai tube top dengan model yang berbeda-beda. Rok maxi juga bisa Kaminiers jadikan sebagai mini dress yang nyaman.
3. Berisikan Pakaian Designer yang Mahal

Mitos mengenai capsule wardrobe lainnya yang nggak kalah populer adalah berisikan pakaian designer yang mahal. Kamini percaya opini ini muncul karena anjuran menyimpan pakaian yang berkualitas tinggi agar nyaman digunakan dan tahan lama. Benar, tujuannya adalah investasi dan supaya Kaminiers nggak sering menghabiskan banyak uang tiap tahunnya.
Namun, konsep kalau baju berkualitas tinggi itu harus bermerek, berasal dari designer ternama, dan mahal, ini jelas salah. Capsule wardrobe membuatmu lebih bijak dalam membeli pakaian, bukan soal nilai jual dan merek saja. Fokuslah pada material yang digunakan, apakah nyaman untuk digunakan dan sesuai dengan kebutuhanmu.
4. Harus membuang semua pakaian yang tidak digunakan?

Mitos ini santer terdengar di telinga para pemula, yaitu membuang pakaian yang tidak digunakan. Jujur, informasi ini salah besar. Capsule wardrobe memang mengharuskan kita untuk mengkurasi dan mengurangi jumlah pakaian yang ada di lemari. Tapi, kamu nggak perlu membuang semua pakaian yang dimiliki.
Ada beberapa opsi yang bisa kamu lakukan, misalnya mendonasikan pakaian yang tidak digunakan lagi. Pakaian yang tidak bermanfaat untukmu, bisa bermanfaat bagi orang lain. Kalau pakaian tersebut penting, Kaminiers bisa menyimpan pakaian tersebut dalam sebuah box dan digunakan saat dibutuhkan.
Kaya baju untuk berlibur ke luar negeri, pakaian hangat untuk musim dingin tentu tidak cocok untuk digunakan di Indonesia yang hanya memiliki musim kemarau dan hujan. Sebagai barang optional, Kaminiers bisa menyimpan baju ini di dalam sebuah koper khusus untuk berlibur di musim dingin.
5. Adaptasi Gaya Hidup yang Tidak Mudah

Kaminiers, capsule wardrobe akan mengubah gaya hidup dan ini nyata. Makanya, nggak sedikit orang-orang yang mengatakan kalau godaan utama mengadopsi konsep ini adalah adaptasi gaya hidup yang tidak mudah. Bayangkan saja, lemari yang biasanya sesak dan penuh dengan pakaian terlihat lebih luas dan kosong.
Perubahan signifikan ini mungkin akan membuatmu stres dan tidak sedikit yang akhirnya menyerah. Belum lagi, godaan dari media sosial dan influencer yang kamu ikuti. Meski influencer tersebut sama-sama mengusung capsule wardrobe, berbagai barang yang direkomendasikan mungkin akan membuatmu tergoda untuk berbelanja secara agresif.
Capsule wardrobe adalah pilihan gaya hidup yang memberikan banyak manfaat, tetapi juga memerlukan komitmen dan penyesuaian. Pilihan ini paling cocok untuk kamu yang menghargai kesederhanaan dan fungsionalitas dalam berpenampilan.
