Logo Kamini

Apa Penyebab Orang Jadi Toxic? Ini Penjelasannya!

Ditulis oleh Suci Maharani R

Kadang kita bertemu orang yang rasanya bikin energi terkuras habis. Bukan karena capek ngobrol, tapi karena sikap dan ucapannya terasa menyakitkan atau negatif terus. Orang seperti ini sering disebut "toxic", tapi sebenarnya apa sih yang bikin seseorang jadi toxic?

Yuk, Kaminiers, kita kulit bareng penyebabnya di artikel ini. Bisa jadi bukan cuma karena karakter buruk, tapi ada faktor yang lebih dalam dan nggak semua orang sadar.

1. Lingkungan Masa Kecil yang Buruk

1. Lingkungan Masa Kecil yang Buruk_Sumber: LightFieldStudio / Getty Images

Salah satu penyebab utama seseorang jadi toxic adalah pengalaman masa kecil yang tidak sehat. Bisa karena dibesarkan dalam keluarga yang penuh kekerasan, manipulasi, atau kurang kasih sayang. Hal ini membentuk cara seseorang melihat dunia dan orang lain.

Ketika seseorang tumbuh tanpa belajar cara membangun hubungan yang sehat, mereka cenderung mengulang pola negatif yang dulu dialami. Tanpa sadar, mereka telah memanipulasi, merendahkan, atau menyalahkan orang lain sebagai bentuk pertahanan diri.

2. Belum Sembuh dari Luka Batin

2. Belum Sembuh dari Luka Batin_Sumber: Konstantin Postumitenko / Prostock-studio

Nggak semua orang toxic itu jahat, Kaminiers. Banyak orang yang belum selesai berdamai dengan trauma atau luka masa lalu. Akibatnya, mereka bereaksi secara emosional tapi terlalu berlebihan, posesif, atau menyakitkan.

Misalnya, seseorang pernah dikhianati bisa menjadi sosok yang tidak percaya kepada orang lain. Dia selalu menaruh rasa curiga hingga over protektif dalam hubungan yang baru. Bukannya berniat jahat, tapi karena belum sembuh dari luka lama.

3. Kurangnya Kesadaran Diri

3. Kurangnya Kesadaran Diri_Sumber: Khosro

Orang toxic sering nggak sadar kalau perilaku mereka itu telah menyakiti orang lain. Mereka merasa sedang "menyampaikan kebenaran" atau "bersikap jujur", padahal sebenarnya sedang menyindir, merendahkan, atau bahkan memanipulasi orang lain.

Kurangnya rasa empati dan kemampuan untuk introspeksi diri membuat mereka sulit menyadari kalau diri mereka itu sumber masalah dalam hubungan. Sebaliknya, mereka cenderung menyalahkan orang lain atau lingkungan atas hal yang diperbuat.

4. Pengaruh Lingkungan Sosial

4. Pengaruh Lingkungan Sosial_Sumber: Felicity Tai / Pexels

Lingkungan sosial seperti pertemanan, tempat kerja, bahkan media sosial juga bisa membentuk pola toxic. Kalau seseorang terbiasa ada di lingkungan yang dipenuhi dengan drama, gosip, dan saling menjatuhkan, lama-lama mereka pun bisa menormalisasi perilaku tersebut.

Berdalih dengan mengatakan berusaha untuk survive dan menyebut orang lain terlalu lemah, padahal dia sedang menormalisasi perilaku toxic. Maka dari itu, penting banget buat memilih circle yang sehat, Kaminiers. Bukan cuma demi kenyamanan, tapi juga untuk kesehatan mental kita sendiri.

5. Masalah Kesehatan Mental

5. Masalah Kesehatan Mental_Sumber: Anna Shvets / Pexels

Gangguan mental tertentu juga bisa membuat seseorang menjadi toxic, meskipun tentu ini tidak berlaku untuk semuanya, ya! Contohnya, orang dengan gangguan kepribadian seperti narsistik atau borderline, cenderung punya pola hubungan yang tidak stabil.

Karakternya dapat berubah dalam waktu yang sangat cepat, tiba-tiba menuntut, marah-marah, meminta maaf, lalu playing victims. Tapi penting jua buat tetap punya rasa empati, bukan untuk membenarkan perilaku buruk mereka, tapi agar kita bisa menghadapi mereka dengan bijak.

6. Kurang Komunikasi yang Sehat

6. Kurang Komunikasi yang Sehat_Sumber: RyanKing999

Seseorang bisa jadi sosok yang toxic karena nggak tahu cara untuk mengungkapkan emosinya dengan benar. Alih-alih bicara dari hati ke hati, mereka memilih untuk diam-diam marah, menyindir, atau bahkan dengan sengaja menyebarkan gosip.

Padahal, komunikasi terbuka adalah kunci buat hubungan yang sehat. Kalau nggak dibiasakan dari awal, ini bisa berkembang jadi pola toxic yang susah untuk diubah.

Kaminiers, jadi toxic itu bukan sesuatu yang muncul tiba-tiba. Ada banyak penyebab yang saling berkaitan, mulai dari pengalaman masa kecil, luka batin, hingga pengaruh lingkungan. Tapi kabar baiknya, pola ini bisa diubah. Dengan kesadaran diri dan kemauan untuk berubah, siapa pun bisa belajar jadi pribadi yang lebih sehat dalam berhubungan dengan orang lain.

Kalau Kaminiers merasa ada tanda-tanda toxic dalam diri sendiri, jangan takut untuk mencari bantuan profesional, ya. Proses healing itu penting, bukan cuma buat diri sendiri, tapi juga untuk orang-orang yang kita sayangi.

Terima kasih, sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Suci-Maharani
Saya mulai menulis sejak saya kuliah di jurusan ilmu komunikasi – jurnalistik. Kegemaran saya pada beauty makeup dan fashion membuat saya sering menjadi fashion dan makeup advisor untuk keluarga dan sahabat saya. Sehingga saya tertarik untuk membagikan tips dan trik yang saya ketahui melalui tulisan.
Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram