Apa Saja 5 Contoh Kenakalan Remaja? Ini Penjelasan Lengkapnya untuk Kaminiers
Sumber: Juanmonino / Getty Images SignatureKaminiers, masa remaja memang seru karena ini merupakan fase pencarian jati diri. Rasa ingin tahu mereka yang tinggi, sering kali membuat para orang tua dihadapkan dengan tantangan. Di fase ini, remaja mudah sekali terdorong oleh lingkungan, emosi, dan keinginan untuk terlihat keren.
Sayangnya, kalau nggak hati-hati, fase ini bisa membuat mereka semakin terjerumus ke perilaku yang tidak sehat di masa depan. Makanya, penting banget untuk tahu: apa saja 5 contoh kenakalan remaja yang sering terjadi?
Pembahasan ini bukan buat menghakimi mereka, tapi biar para Kaminiers Moms bisa lebih peka dan bisa membawa anaknya terhindar dari hal-hal merugikan diri sendiri atau orang lain. Yuk, baca artikel ini sampai habis supaya Moms bisa lebih aware dan bijak dalam menghadapi masalah pergaulan sehari-hari anak!
1. Bolos Sekolah
Sumber: Erin Linn / Getty Images SignatureBolos sekolah termasuk salah satu bentuk kenakalan remaja paling umum. Biasanya terjadi karena remaja merasa bosan, kurang nyaman dengan guru tertentu, atau terpengaruh teman sebaya. Bagi sebagian remaja, bolos terasa seperti cara mudah untuk “kabur” dari tanggung jawab tanpa berpikir soal akibatnya. Padahal, kebiasaan ini bisa merusak masa depannya.
Ketika remaja berada di luar pengawasan guru dan orang tua, risiko melakukan aktivita negartif jadi lebih tinggi. Ada banyak yang mereka lakukan saat bolos sekolah, pergi ke rental PS, warnet untuk main game, atau lebih parah lagi ikut tawuran. Lingkungan yang tidak tepat menjadi faktor besar yang memperburuk kenakalan remaja.
2. Pergaulan Bebas
Sumber: Karola G / PexelsPergaulan bebas itu cakupannya banyak, mulai dari hubungan yang terlalu intim di usia muda hingga interaksi yang melebihi batas sehat. Remaja biasanya terdorong oleh rasa ingin tahu, tekanan teman sebaya, atau konten media sosial yang tidak sesuai usia. Sayangnya, konsekuensinya bisa sangat serius, baik secara fisik maupun emosional.
Moms, mungkin kalian harus mulai memberitahu anak mengenai hubungan antara pria dan wanita, berserta risikonya. Cinta itu tidak salah, namun perlu adanya atasan diri, persetujuan, dan risiko harus dipegang teguh baik oleh anak perempuan maupun laki-laki. Mereka harus belajar untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas apapun yang dilakukannya.
3. Merokok dan Minum Alkohol
Sumber: South_agency / Getty Images SignatureMerokok dan minuman beralkohol kerap dianggap sebagai hal keren oleh remaja, dan tidak sedikit juga orang tua yang menganggap ini kenakalan biasa. Padahal, kebiasaan ini jelas membahayakan kesehatan karena paru-paru dan organ tubuh remaja masih berada dalam fase perkembangan.
Selain itu, minum alkohol di usia mudah juga dapat meningkatkan risiko kecanduan dan perilaku impulsif. Banyak remaja yang tidak mengetahui batas aman konsumsi alkohol yang membuat mereka rentan mengalami kecelakaan akibat hilang kesadaran. Moms, berikan banyak waktu untuk anak agar dia lebih betah berada di rumah bersama keluarga.
4. Tawuran dan Kekerasan
Sumber: Peopleimages.com / YuriArcursTawuran menjadi masalah remaja yang paling sulit untuk dihindari. Berawal dari persaingan antar kelompok dan gejolak emosi remaja yang tinggi, bentrokan antar pelajar ini memang sulit untuk dihindari. Sialnya, banyak anak yang hanya sekadar ikut-ikutan tanpa menyadari risikonya mereka bisa terluka, ditangkap polisi, atau meninggal dunia.
Tawuran tidak hanya membahayakan fisik, kekerasan ini juga bisa meninggalkan trauma mental pada anak yang butuh waktu lama untuk disembuhkan. Bagi para orang tua, pastikan agar anak memiliki pergaulan yang baik dan jauh dari tawuran. Kalian bisa mengarahkan emosi dan tenaga mereka ke hal lain, misalnya olahraga seperti sepakbola, boxing, dan lainnya.
5. Penyalahgunaan Media Sosial
Sumber: Karola G / PexelsMedia sosial itu bagaikan belati bermata dua, di satu sisi anak-anak dapat menggunakannya untuk mencari informasi, di sisi lain ada banyak tindak kejahatan media sosial yang menghantuinya. Contohnya termasuk cyberbullying, penyebaran hoaks, penyebaran konten tidak pantas, atau oversharing yang membahayakan privasi.
Media sosial itu memang bebas, namun tetap sesuai dengan norma dan moral. Nah, hal ini yang tidak disadari dan dimengerti oleh remaja. Jika tidak diawasi, penyalahgunaan media sosial akan membuat anak terjebak dalam dunianya sendiri. Maka dari itu, orang tua juga wajib memiliki pemahaman tentang dunia digital agar bisa mengawasi anak ketika berselancar di dunia maya.
Kenakalan remaja bisa terjadi karena banyak faktor, mulai dari lingkungan, tekanan teman sebaya, hingga kurangnya pengawasan. Namun, memahami apa saja bentuk-bentuknya bisa membantu remaja membantu remaja mengambil pilihan yang bijak. Hal terpenting adalah bagaimana cara orang tua untuk hadir dalam kehidupan anak, tidak terlalu mengekang juga tidak terlalu bebas.

