10 Cara Menghadapi Suami yang Lebih Mementingkan Saudaranya

Ditulis oleh Siti Nuryati

Hubungan kuat yang terjalin antara suami dengan orang tua atau saudaranya adalah hal yang wajar. Karena orang tua lah yang membesarkannya dan ia juga juga tumbuh bersama saudara-saudaranya. Menjadi tidak wajar apabila suami lebih mendahulukan kepentingan keluarganya dibandingkan dengan istrinya.

Terkadang suami tidak sadar bahwa prioritasnya telah berubah setelah menikah dan membangun rumah tangga. Anda lah sebagai seorang istri yang harus memberitahu dan menyikapi dengan sabar. Karena sejatinya sebagai seorang anak, sampai kapan pun harus tetap berbakti kepada orang tuanya.

Setelah menikah, peran suami sebagai pemimpin bagi istri dan anak-anaknya harus tetap didahulukan. Bukan berarti orang tua dan keluarga suami tidak penting, namun ada batasan tertentu yang tetap harus dijaga oleh kedua belah pihak baik pihak istri maupun pihak keluarga suami.

Sebelum menimbulkan masalah yang lebih serius lagi, Anda harus mengetahui bagaimana cara menghadapi suami yang lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Nah, kali ini kami berikan ulasannya. Yuk simak bersama.

1. Komunikasikan dengan Suami

Jangan Menyalahkan

Komunikasi memiliki peran sangat penting dalam membangun keharmonisan dalam rumah tangga. Dengan berkomunikasi pasangan cenderung menjadi lebih pengertian dan menghargai satu sama lain. Apabila ada satu hal yang tidak Anda sukai, maka sudah seharusnya Anda berterus terang kepada suami.

Berbicaralah secara terbuka mengenai perasaan Anda. Jika memang Anda merasa suami lebih mementingkan keluarga atau saudaranya, ungkapkan padanya. Tidak menutup kemungkinan ia bisa sedikit berubah.

2. Hindari Konflik dengan Saudaranya

Hindari Konflik dengan Saudaranya

Saat Anda menikah dengan pasangan, bukan hanya ia yang Anda nikahi. Namun Anda juga harus menjalin hubungan baik dengan keluarga suami dengan menganggap mereka sebagai keluarga Anda sendiri. Walaupun mungkin ada perasaan tidak suka atau kesal, yang paling harus Anda hindari adalah konflik.

Sadarilah bahwa suami dan keluarganya adalah bagian dari kehidupan Anda dalam fase pernikahan. Sampai kapanpun suami akan tetap membutuhkan keluarganya sebagai support system di dalam kehidupannya. Yang Anda perlukan hanya kemauan untuk menjadi bagian dari keluarganya dan menempatkan diri sebagai anggota keluarganya.

3. Tidak Tinggal Satu Atap

Tidak Tinggal Satu Atap

*

Setelah menikah, memang disarankan bagi pasangan suami istri untuk tinggal terpisah dari keluarganya. Hal ini ditujukan agar keduanya, baik istri atau suami menjadi lebih mandiri. Mereka bisa belajar bagaimana menjadi suami dan istri yang baik tanpa adanya campur tangan keluarga.

Tinggal terpisah dari mertua atau keluarga suami juga merupakan salah satu upaya menghindari konflik. Karena ketika tinggal bersama mertua, Anda sebagai istri akan merasa selalu diawasi olehnya. Tak sedikit pula mertua yang ikut andil dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga anaknya.

4. Beri Perhatian Lebih

Beri Perhatian Lebih

*

Mungkin ada suatu alasan kenapa suami lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Bisa jadi ia kurang mendapatkan perhatian Anda, karena kesibukan Anda dalam pekerjaan atau perhatian Anda yang hanya terfokus pada anak-anak.

Cobalah untuk memberi perhatian lebih kepada suami. Mulailah dari hal-hal kecil yang bisa membuat hatinya senang. Dengan harapan ia akan menyadari bahwa selain keluarganya, ia juga memiliki seorang istri yang harus menjadi prioritasnya.

5. Beri Suami Waktu Bersama Keluarganya

Beri Suami Waktu Bersama Keluarganya

*

Sejatinya tidak ada suami yang suka dengan istri yang terlalu banyak menuntut. Waktu yang ia miliki bukan sepenuhnya milik istrinya. Suami juga harus meluangkan waktu dan pikirannya untuk pekerjaan, teman-teman, dan keluarganya.

Jangan hanya karena suami lebih perhatian terhadap keluarga atau saudara-saudaranya, lalu Anda melarang suami bertemu mereka. Cobalah bagi waktu kapan suami harus dirumah menemani Anda dan kapan suami bisa berkunjung ke rumah orang tua atau saudaranya. Jika Anda terlalu memaksakan kehendak, suami justru akan lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka.

6. Hindari Emosi

Hindari Emosi

*

Bagaimanapun juga Anda harus tetap menghormati keluarga dan saudara-saudara dari suami. Hindari bersikap emosional dalam keadaan apapun. Jangan marah apabila suami sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa perhatiannya lebih banyak dihabiskan untuk saudaranya.

Sebaliknya Anda harus tetap bersikap tenang saat membicarakan hal ini dengan suami. Jangan melibatkan emosi berlebihan. Dengan demikian suami akan mengerti apa yang menjadi keinginan Anda dan berusaha membuat keadaan menjadi lebih baik.

7. Jangan Merasa Tersaingi

Jangan Merasa Tersaingi

*

Tidak seharusnya Anda menganggap keluarga suami sebagai saingan. Karena hubungan Anda sebagai seorang istri dengan keluarga dari suami bukanlah sebuah persaingan memperebutkan perhatian suami. Sebaliknya ciptakan hubungan baik dengan mertua maupun keluarga suami.

Ketahuilah bagaimana cara yang tepat untuk menempatkan diri di tengah keluarganya. Dengan begitu suami akan lebih mengerti bahwa Anda sebagai istrinya juga harus menjadi prioritas. Menghilangkan persaingan dengan pihak keluarga juga merupakan salah satu cara menjaga keharmonisan dalam berumah tangga.

8. Beri Pengertian

Beri Pengertian

*

Sebagian besar suami mungkin mengerti apa yang menjadi hal utama dalam kehidupannya setelah berumah tangga. Namun ada pula suami yang masih melakukan kebiasaan-kebiasaannya, sama seperti ketika belum memiliki istri. Apabila suami anda termasuk golongan suami yang kedua, maka beri dia pengertian.

Jelaskan padanya mengenai sudut pandang Anda tentang suami yang lebih mementingkan keluarganya dibandingkan dengan istrinya. Beri tahu bahwa sebagai anak laki-laki, suami memang harus selalu berbakti dan membantu keluarga dalam keadaan apapun. Namun, ingatkan ia bahwa ada istri yang juga harus ia pentingkan kebutuhannya.

9. Jangan Membenci

Jangan Membenci

*

Selain menimbulkan konflik, memperlihatkan sikap kebencian juga bukan perilaku yang baik terlebih kepada orang tua suami. Berusahalah untuk selalu bersikap baik dan hormat kepada mertua dan juga keluarganya.

Membenci hanya akan memperpanjang masalah dan menciptakan konflik baru antar keluarga. Mungkin Anda sebagai istri sudah cukup dibuat jenuh oleh perilaku suami yang seperti itu. Namun, tidak ada salahnya untuk mengikhlaskan apapun yang terjadi.

10. Bersabar

Bersabar

*

Akar penyelesaian dari semua masalah rumah tangga adalah bersabar. Untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, kuncinya adalah rasa sabar. Ini merupakan hal terakhir yang bisa Anda lakukan ketika suami sudah tidak bisa mengubah perilakunya.

Dengan bersabar, hati dan pikiran Anda sebagai seorang istri akan merasa lebih tenang. Anda bisa berpikir jernih dan tidak mudah tersulut emosi. Oleh karena itu Anda butuh kesabaran ekstra dalam menghadapi suami seperti ini. Cepat atau lambat, akan ada suatu hal yang membuatnya berubah menjadi suami yang lebih baik.

Itulah 10 cara menghadapi suami yang lebih mementingkan saudara daripada istrinya. Cara terbaik dalam menjaga keharmonisan rumah tangga adalah dengan sikap terbuka satu sama lain. Apabila ada masalah sebaiknya bicarakan dengan pasangan.

Cari tahu apa yang harus dilakukan supaya keadaan membaik dan rumah tangga tetap utuh dan bahagia. Selain itu, kesabaran seorang istri juga menjadi faktor penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Nah, bagaimana tanggapan Anda mengenai perilaku suami seperti ini? Silahkan bagikan pengalaman Anda pada kolom komentar.

Bagaimana jika suami lebih memprioritaskan teman? Baca artikel cara menghadapi suami yang lebih mementingkan teman dibanding istri.

Kategori:
Tag:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram