Sarat Makna, Inilah Isi 10 Nampan Seserahan Khas Tionghoa

Ditulis oleh Glen Sahetapy

Sudah sewajarnya jika seseorang ingin agar prosesi tunangan, lamaran, hingga upacara pernikahannya berjalan dengan istimewa, baik dengan menggelar berbagai upacara adat yang khas atau juga mungkin prosesi impiannya sendiri. Baik itu tradisional atau juga modern, serumit apapun pasti akan dijalani.

Dalam adat khas Tionghoa, kita mengenal prosesi tingjing untuk lamaran, dan sangjit yaitu prosesi khusus seserahan yang digelar satu bulan atau satu minggu menjelang hari pernikahan. Dalam tradisi sangjit atau seserahan, mempelai pria akan membawa hantaran dalam nampan yang berisi berbagai macam barang yang memiliki makna-makna tertentu. Mari kita tengok isi dari nampan seserahan khas Tionghoa berikut.

1. Jumlah & Warna

Jumlah & Warna

*

Sebelum menengok apa isinya, kita akan mengenali dulu warna dan jumlah dari nampan seserahan ini. Dari segi warna, sudah barang tentu akan berwarna merah yang menyimbolkan semangat juga sukacita. Itulah mengapa dalam perayaan-perayaan tertentu dari warga Tionghoa, warna merah selalu mendominasi.

Sementara untuk nampan yang dibawa oleh calon mempelai pria, haruslah berjumlah genap yaitu 6, 8, atau 12. Sebenarnya boleh angka berapapun asal genap, kecuali 4. Dalam bahasa tradisional Tiongkok, angka 4 atau ‘Sì’ memiliki bunyi pelafalan yang sama dengan huruf ‘Sĭ’ yang berarti kematian. Itulah mengapa, penggunaan angka 4 selalu dihindari.

2. Pakaian Wanita

Pakaian Wanita

*

Sekarang kita mulai masuk pada isi nampan atau baki yang dibawa oleh calon mempelai pria dalam prosesi seserahan atau sangjit. Dan isi nampan yang satu ini adalah sangat penting. Karena, berisikan satu setel pakaian wanita lengkap hingga aksesorisnya termasuk tas, ikat pinggang hingga sepasang sepatu high heels. Selain pakaian, bisa juga berisikan kain.

Isi nampan ini berarti bahwa kelak, sang calon mempelai pria akan memenuhi segala kebutuhan sandang dari pasangannya. Kain sendiri bermakna bahwa untuk menghindari ukuran baju yang salah, sang wanita bisa menjahit sendiri pakaiannya. Sementara warna yang dihadirkan untuk isi hantaran ini adalah merah, atau bisa juga kuning keemasan.

3. Kosmetik

Kosmetik

Untuk isi nampan yang satu ini adalah memiliki maksud agar sang calon mempelai wanita bisa menggunakannya dan tampil cantik di hari pernikahan nanti. Apa saja isinya? Standar alat kecantikan wanita tentu saja seperti parfum, lipstik, bedak, kuteks, body lotion dan lain-lain. Namun sebenarnya isi dari seserahan ini memang tidak terpakai saat hari H dikarenakan menggunakan jasa bridal.

Di masa modern seperti sekarang ini, tentunya isi dari kosmetik ini bisa dikompromikan terlebih dahulu dengan pasangan. Karena, meskipun ini adalah untuk memenuhi syarat, namun tentunya akan lebih baik jika bisa digunakan. Oleh karena itu, sering kali para calon mempelai wanita akan memberikan daftar  alat kosmetik apa saja yang dia gunakan pada pasangannya.

4. Perhiasan

Perhiasan

*

Sudah dapat ditebak, bahwa isi dari baki hantaran ini adalah aksesoris wanita seperti kalung, anting-anting, gelang ataupun juga cincin. Makna dari seserahan ini adalah sebagai pengikat hubungan calon mempelai pria dengan sang calon mempelai wanita. Isi dari nampan ini juga dikenal sebagai mas kawin. Untuk takarannya, akan disesuaikan dengan kemampuan sang pria.

Meskipun disesuaikan dengan kemampuan pemberinya, namun ada sedikit aturan mengenai hitungan gram mas kawin yang terdapat dalam nampan ini. Yaitu, jangan sampai jumlahnya 4 gram karena seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa angka ini sangat dihindari. Jadi, calon mempelai pria dapat memberi  dibawah atau juga di atasnya.

5. Buah-buahan

Buah-buahan

*

Isi nampan yang berikutnya adalah buah-buahan. Tapi jangan juga mentang-mentang pasangan menyukai buah seperti durian atau rambutan, jadinya isi dari baki ini adalah buah-buah dengan kulit yang memiliki tekstur kasar. Alangkah lebih baiknya, isi buah-buahan dalam hantaran ini adalah apel, jeruk, anggur atau buah-buahan manis lainnya.

Buah-buahan manis ini memiliki arti, yaitu perlambang kebahagiaan, kesejahteraan dan rejeki berlimpah. Sementara jumlah dari buah-buahan ini juga genap. Yaitu; 8, 10, hingga 18 yang memiliki simbol rejeki melimpah, kesejahteraan dan kedamaian. Setelah acara selesai digelar, sebagian dari buah ini akan dikembalikan pada calon mempelai pria sebagai simbol kesejahteraan yang berimbang antara dua keluarga.

6. Kaki Babi

Kaki Babi

*

Maksud dari kaki babi yang berada di dalam baki hantaran ini adalah, agar keluarga calon mempelai wanita dapat memasaknya, mengingat bagian kaki merupakan bagian tubuh dari babi yang dapat diolah menjadi berbagai makanan yang lezat. Selain itu, tradisi ini datang dari kebiasaan masyarakat Fujian dan Taiwan yang memakan daging babi sebagai ritual untuk membuang sial.

Namun, kaki babi ini bisa digantikan dengan daging babi olahan dalam kemasan kaleng. Seperti biasa, jumlahnya pun harus genap, dimulai dari angka 8. Karena digantikan dengan makanan olahan dalam kemasan kaleng dan jumlahnya pun tidak sedikit, bisa jadi, ini adalah nampan paling berat dibanding baki hantaran lainnya, selain yang berisi buah-buahan.

7. Kue

Kue

*

Isi nampan hantaran berikutnya adalah kue. Dan, kue-kue yang terdapat didalamnya juga wajib yang memiliki rasa manis. Bukan apa-apa, seserahan yang satu ini memang memiliki arti bahwa kehidupan pasca perkawinan akan harmonis, rejeki yang berlipat ganda, juga kedudukan yang semakin tinggi.

Kue yang digunakan untuk isi dari hantaran ini bisa juga kue-kue khas Tionghoa atau kue-kue manis lainnya. Selain kue, sediakan juga permen. Bagi orangtua, nampan yang berisi manis-manisan ini berarti kehidupan kedua calon pengantin dipenuhi dengan momen manis dan mendatangkan keberuntungan. Untuk jumlahnya, tentu saja 8 atau juga kelipatannya.

8. Dua Botol Anggur

Dua Botol Anggur

*

Selanjutnya adalah minuman anggur yang berada dalam dua botol sampanye. Dua botol anggur ini dikenal dengan istilah arak pernikahan. Sebenarnya, ada sejarah panjang dibalik dua botol anggur yang disertakan dalam baki hantaran acara sangjit ini.

Kisah tersebut berasal dari provinsi Zhejiang, Tiongkok, yang berkaitan dengan perayaan seorang ayah akan putrinya yang tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik. Mungkin juga seserahan anggur ini menyimbolkan harapan tersebut.

Sementara pihak calon mempelai pria memberikan dua botol anggur ini, pihak calon mempelai wanita juga akan memberikan minuman semacam pertukaran cindera mata. Bukan anggur, tapi keluarga calon pengantin wanita akan memberikan dua botol sirup dengan isi berwarna merah bagi calon mempelai pria.

9. Lilin

Lilin

*

Isi dari baki prosesi seserahan atau sangjit selanjutnya adalah dua buah lilin yang diikat dengan pita berwarna merah. Sesuai tradisi, lilinnya sendiri juga berwarna merah. Kedua lilin ini memiliki corak yang berbeda. Yang satu memiliki corak naga, sementara satu lagi memiliki corak burung phoenix.

Lilin dengan corak burung phoenix akan diambil oleh keluarga calon mempelai wanita, sedangkan lilin dengan corak naga dikembalikan pada keluarga calon mempelai pria. Lilin sendiri merupakn simbol penerangan dan perlindungan untuk menangkal segala hal negatif yang mungkin muncul menjelang hari pernikahan.

10. Uang/Angpao

Angpao

*

Terdapat dua jenis uang dalam hantaran yang satu ini. Yang pertama adalah uang susu. Uang susu ini merupakan ucapan tanda terima kasih dari keluarga calon mempelai pria pada orangtua calon mempelai wanita bahwa mereka telah membesarkan dan merawat putri mereka.Satu lagi adalah uang pesta yang jumlahnya disesuaikan dengan usia mempelai perempuan.

Misalkan 25 tahun. Maka isinya bisa 250.000, 2.500.000, atau 25.000.000. Namun orangtua tidak mengambil seluruhnya. Biasanya, jumlah uang tersebut akan memiliki sisihan. Misal, 2.525.000. Maka orang tua hanya mengambil 25.000 saja. Jika pihak keluarga calon mempelai wanita mengambil semuanya, itu berarti biaya pernikahan akan ditanggung mereka sepenuhnya.

Itulah semua isi yang dapat ditemukan dalam nampan hantaran prosesi seserahan atau sangjit. Bukan hanya sekedar tradisi, tapi seluruh barang yang berada dalam baki tersebut juga memiliki makna yang begitu dalam, malahan memiliki latar belakang sejarah yang panjang.

Tradisi lamaran dalam adat Tionghoa memang memiliki 3 bagian, yaitu tingjing, sangjit dan tinghun. Yang terakhir adalah prosesi yang kita kenal dengan sebutan: ‘tukar cincin’. Pelaksanaan prosesi-prosesi ini pun memiliki waktu yang berbeda-beda. Namun memasuki masa modern, tentunya semua dapat dikompromikan. Jangan lupa untuk meninggalkan pendapat kamu di kolom komentar. Baca juga artikel tradisi lamaran Tionghoa ini.

Kategori:
Tag:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram