Hal yang Sebaiknya Diperiksa Saat Medical Checkup Pre-Marital

Ditulis oleh Eva Tresna Nurhayati

Sebelum menuju hari pernikahan, sebaiknya setiap calon pengantin memeriksakan kondisi kesehatannya. Terutama bagi individu yang merasa ada tanda-tanda tak beres dalam hal kesehatan dirinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang mungkin saja diderita oleh salah satu pasangan. Selain itu, hal ini dilakukan untuk mempermudah penyelesaian masalah kesehatan yang akan dihadapi ketika pasangan tersebut telah menikah.

Sebenarnya manfaat pemeriksaan kesehatan pra nikah cukup signifikan. Untuk biaya mahal atau tidaknya tentu relatif, tergantung kemampuan dan kondisi keuangan masing-masing, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Pada dasarnya premarital medical check up dapat dilakukan kapanpun, namun waktu yang tepat adalah enam bulan sebelum hari pernikahan.

Berikut hal-hal yang sebaiknya dilakukan pada saat medical checkup pre-marital yang sudah dirangkum oleh Kamini:

Pemeriksaan Fisik Lengkap

medical checkup pre-marital

Pemeriksaan ini dilakukan untuk dapat mengetahui status tekanan darah pasangan untuk mencegah terjadinya tekanan darah tinggi pada saat kehamilan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi pada saat kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.

Selain itu pemeriksaan ini pun dilakukan untuk mengetahui calon pasangan obesitas atau tidak. Obesitas selama kehamilan menyebabkan beberapa resiko seperti diabetes, pre-eklampsia, meningkatnya resiko infeksi saluran kemih, sulit untuk melahirkan tepat waktu, meningkatkan resiko keguguran dan kesulitan saat melahirkan.

HIV
HIV

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit sehingga diharapkan akan membuat penderitanya hidup lebih lama supaya bisa menjalani hidup dengan normal.

Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS yang merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Virus ini dapat ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan cairan tubuh. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah dan transplantasi organ tubuh.

Hepatitis B dan C

Hepatitis Virus tipe B dan C dapat ditularkan lewat darah yang jalan utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan),  cairan tubuh manusia yaitu kontak seksual, penularan dari ibu ke janin dalam kandungan dan melalui suntikan atau transfusi darah yang tercemar virus Hepatitis B, seperti narkoba suntik, alat kesehatan yang tidak steril, tindik, tato, pisau cukur, gunting kuku yang tidak steril.

Virus Hepatitis B pada sebagian orang dapat menyebabkan Hepatitis B kronis, menyebabkan gagal hati, kanker hati atau sirosis yaitu kondisi yang menyebabkan jaringan parut permanen di hati. Penyakit Hepatitis B bukan tidak bisa disembuhkan, namun proses pengobatannya biasanya dilakukan dalam jangka waktu lama atau bahkan seumur hidup. Jika tidak diobati, hepatitis B bisa berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.

Pencegahannya bisa dilakukan dengan vaksinasi. Virus hepatitis C adalah virus yang secara genetik amat variatif dan memiliki angka mutasi tinggi, sehingga memungkinkan generasi virus yang beraneka ragam. Akibatnya belum ada vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah infeksi virus hepatitis C. Untuk Hepatitis C hingga kini belum ada vaksin pencegahnya.

TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus)

TORCH

TORCH merupakan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu toxoplasma, rubella, cytomegalovirus dan herpes. Keempat jenis penyakti infeksi ini bila diderita oleh ibu hamil akan berbahaya bagi janin. Penyebab infeksi virus dan parasit torch adalah hewan yang ada di sekitar kita seperti ayam, kucing, burung, tikus, merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya. Toxoplasma bukanlah penyakit menular kepada pasangan, tetapi ia menular pada keturunan.

Berbeda dengan rubella, penyakit ini sering disebut campak jerman. Ibu hamil yang menderita rubella tidak akan mengalami keguguran. Tetapi yang sering terjadi adalah bayi yang dilahirkan mengalami glukoma, pengapuran pada otak, bibir sumbing, tuna rungu dan sulit bicara.

Sedangkan pada pengidap cyto megalo virus, seorang ibu hamil ia akan mengalami keguguran terus menerus, atau bayi yang dikandungnya lahir dalam keadaan cacat fisik, seperti pembesaran atau pengecilan kepala. Kemudian pada penyakit herpes, munculnya tanda dengan bintik pada tubuh dan alat genital. Seorang yang mengidap herpes, akan mengalami kesakitan dan panas.

Pemeriksaan Organ Reproduksi dan Kesuburan

Untuk wanita meliputi pemeriksaan USG agar diketahui kondisi rahim, saluran telur, indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG (Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba falopii dan adakah sumbatan akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dll.

Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk wanita yang siklus haidnya tidak teratur atau sebaliknya berlebihan. Hormon yang diperiksa misalnya hormon FSH (Follicle stimulating hormone), LH (Lutenizing hormone) dan Estradiol (hormone estrogen).

Untuk pria selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan penis, skrotum, prostat juga dilakukan pemeriksaan hormon FSH yang berperan dalam proses pembentukan sperma serta kadar hormon testosteron. Dapat dilakukan juga analisis semen dan sperma.

Pemeriksaan Darah Rutin

darah

Pemeriksaan darah rutin meliputi kadar hemoglobin (hb), hematokrit, sel darah putih (leukosit) dan faktor pembekuan darah (trombosit). Agar calon Ibu diketahui kadar hb nya apakah menderita anemia atau tidak, apakah mengalami ganguan faktor pembekuan darah atau tidak, apakah calon Ibu mengidap diabetes mellitus, atau setidaknya memiliki kelainan yang dapat berkembang menjadi diabetes mellitus, seperti intoleransi glukosa.

Ibu hamil yang menderita diabetes tidak terkontrol dapat mengalami beberapa masalah seperti janin yang tidak sempurna atau cacat, hipertensi, hydramnions (meningkatnya cairan ketuban), meningkatkan resiko kelahiran prematur, serta macrosomia (bayi menerima kadar glukosa yang tinggi dari Ibu saat kehamilan sehingga janin tumbuh sangat besar).

Pemeriksaan darah secara rutin juga dapat mengetahui apakah pasangan mengalami kondisi kadar kolesterol tinggi yang  dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner dan stroke.

Thalasemia

Thalasemia

Thalasemia merupakan salah satu penyakit menurun yang ditandai dengan gangguan dan ketidakmampuan memproduksi eritrosit dan hemoglobin. Gejalanya dapat berupa anemia, pembesaran limpa dan hati serta pembentukan tulang muka yang abnormal.

Sampai saat ini pengobatan medis belum dapat menemukan obat yang dapat menyembuhkan thalasemia, satu-satunya perawatan yang dapat dilakukan adalah transfusi darah. Untuk dapat menghindari dampak buruk dari transfusi darah penderita thalasemia harus melakukan terapi klasik agar zat besi yang terkandung didalam tubuh secara berlebihan dapat dikeluarkan.

Hemofilia

Hemofilia adalah suatu penyakit yang menyebabkan tubuh kekurangan protein yang dibutuhkan dalam proses pembekuan darah bilamana terjadi perdarahan. Protein ini lazim disebut faktor pembekuan atau faktor koagulasi. Di masa perencanaan kehamilan, pemeriksaan genetika mungkin bisa membantu.

Dalam metode ini, ahli akan memeriksa sampel darah atau jaringan pasangan untuk mengetahui adanya perubahan genetika yang menjurus pada hemofilia sehingga besarnya risiko penularan kondisi tersebut pada anak-anak dapat diketahui.

Sickle Cell Disease

Sickle Cell Disease

SCD disebut juga penyakit sel sabit di Indonesia, merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan anemia. Sel darah merah sabit yang pecah dan rusak juga mudah bersatu dan menempel pada dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan aliran darah.

Hal ini dapat menyebabkan nyeri hebat dan kerusakan permanen pada otak, jantung, paru, ginjal, hati, tulang, dan limpa. Sickle cell disease dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, jantung, ginjal, hati, limpa, dan tulang.

Venereal Disease Screen

Adalah pemeriksaan untuk penyakit syphilis dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan seksual lainnya (STI/Sexually Transmitted Infections). Seperti chlamydia, gonorrhea, HPV/Human papillomavirus, herpes. Penyakit-penyakit ini dapat menimbulkan masalah kesuburan dan saat kehamilan.

Golongan Darah dan Rhesus

Pada calon Ibu bergolongan darah O sementara bayi bukan bergolongan darah O adalah salah satu faktor resiko Jaundice/Kuning pada bayi (ABO Incompatibility). Sementara bila diketahui janin memiliki Rhesus (+) pada ibu Rhesus (-) akan menimbulkan inkompatibilitas Rhesus yang bisa mengakibatkan kematian pada janin. Dengan mengatahui Rhesus sebelum hamil, dokter dapat segera mengatasinya.

Urinalisis Lengkap

Pemeriksan ini dilakukan agar mengetahui adakah infeksi saluran kemih dan adanya darah, protein, dll yang menunjukkan adanya penyakit tententu. Penyakit infeksi saluran kemih saat kehamilan beresiko baik bagi Ibu dan bayi berupa kelahiran prematur, berat janin yang rendah dan resiko kematian saat persalinan.

AlergiAlergi

Pemeriksaan yang sering terlewatkan adalah tes alergi.  Alergi adalah sistem kekebalan tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi atau alergen yang tidak berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan seseorang memiliki alergi adalah karena faktor keturunan walaupun tidak selalu orang tua yang memiliki bakat alergi akan menurunkannya kepada anak-anaknya.

Cukup penting untuk membuat daftar hal-hal yang memicu alergi dari kedua pasangan terutama bila pasangan ada yang pernah mengalami reaksi anafilaksis yang dapat menyebabkan kematian.

Vaksinasi Dewasa

Vaksinasi Dewasa

Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah Vaksin Hepatitis B, Tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella), Varisela (cacar air), Influenza, serta Vaksin-vaksin dewasa lainnya sesuai Jadwal Imunisasi Dewasa yang dikeluarkan oleh Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI.

Medical checkup pre-marital saja kurang lengkap tanpa dikombinasikan dengan bimbingan atau konseling kesehatan serta diimbangi dengan sikap pro aktif dari pasangan yang akan menikah untuk mencari informasi mengenai kesehatan.

Saat ini sudah banyak rumah sakit yang melayani medical checkup pre-marital dan menyediakan pilihan paket yang beragam. Setiap paket akan terdiri dari pemeriksaan standar hingga pemeriksaan lengkap dengan kisaran harga yang berbeda.  Semoga di masa mendatang medical checkup pre-marital ini menjadi program pemerintah dengan biaya yang terjangkau bahkan gratis.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram