Aji Darmaji Menangis Minta Maaf ke Kakak Mpok Alpa, Akui Ada Miskomunikasi

Kamini.id - Kaminiers, suasana haru mewarnai pertemuan antara Aji Darmaji, suami almarhumah Mpok Alpa, dengan kakak sang komedian, Ika alias Mpok Banong. Pertemuan ini dilakukan untuk meluruskan kesalahpahaman yang sempat mencuat ke publik terkait permohonan perwalian anak-anak Mpok Alpa.
Baca juga: Keluarga Khawatir Anak Pertama Mpok Alpa Tak Dapat Warisan Usai Aji Ajukan Perwalian
Sebelumnya, Mpok Banong mengaku kecewa karena Aji mengajukan perwalian tanpa berdiskusi dengannya terlebih dahulu. Hal ini membuat dirinya merasa tidak dihargai, hingga sempat disampaikan blak-blakan di hadapan media.
Didampingi kuasa hukumnya, Aji akhirnya menemui Mpok Banong. Pihaknya mengakui ada miskomunikasi yang membuat situasi tampak rumit.
“Kurang komunikasi saja, jadi publik mengira ke mana-mana. Alhamdulillah sekarang sudah dibicarakan langsung,” jelas kuasa hukum Aji, Zaki R. Mosabasa.
Aji Darmaji menegaskan bahwa pengajuan perwalian bukan karena persoalan harta, melainkan murni urusan administrasi anak-anaknya yang masih di bawah umur. Ia juga memastikan tidak ada konflik dengan keluarga almarhumah.
“Nggak ada urusan harta sama sekali, ini soal anak-anak. Kami baik-baik saja, tetap berkomunikasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Mpok Banong menekankan bahwa sejak awal tidak pernah ada konflik besar dengan Aji. Hanya saja, ia menilai komunikasi di antara mereka memang kurang sehingga menimbulkan salah paham.
“Kalau sudah komunikasi enak, jadi sama-sama tahu,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Aji tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan permintaan maaf kepada Mpok Banong. Ia juga berterima kasih karena kakak Mpok Alpa telah merawat anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.
“Saya pribadi mohon maaf lahir batin, intinya hanya miskomunikasi. Terima kasih juga sudah menjaga anak-anak saya bersama almarhumah,” ucap Aji sambil terisak.
Berkaca dari kejadian ini, Mpok Banong berharap ke depan komunikasi bisa lebih lancar agar tidak terjadi salah paham lagi, terutama demi kepentingan anak-anak yang ditinggalkan.
