Cerita Lesti Kejora: Dari Rambut Kutuan hingga Dipermak Ivan Gunawan

Kamini.id - Pedangdut Lesti Kejora kembali mengenang perjalanan awal kariernya bersama sahabat sekaligus desainer ternama, Ivan Gunawan. Dalam perbincangan hangat di Butik Haji Igun pada Selasa (16/9), Lesti mengungkap momen tak terduga soal rambutnya yang sempat kutuan sebelum dipermak habis-habisan oleh Igun.
“Rambutnya masih kutuan ya waktu itu,” ungkap Lesti sambil tertawa mengenang masa lalu.
Ivan Gunawan pun tampak terkejut mendengar pengakuan jujur sang sahabat.
“Emang kutuan waktu itu, Dek?” tanyanya penasaran.
Lesti lalu menjelaskan bahwa kala itu, Igun sendiri yang tak sengaja menemukan kutu di rambutnya ketika sedang merias.
“Orang kakak lagi rias rambut aku terus, ‘Dek, kenapa ada kutuan?’ terus kakak ambil, ‘Tek’ (pecahin kutu),” kenangnya polos.
Meski sempat malu, Lesti juga mengingat rambut panjangnya dulu sering dipuji Igun karena hitam dan lurus. Namun, perubahan besar datang saat ia mengikuti ajang kompetisi dangdut. Ivan Gunawan yang turun tangan akhirnya melakukan transformasi besar pada penampilan Lesti.
“Pas gue masuk, Lesti tuh dibikin kayak tante-tante. Gue langsung rombak, gue kembalikan ke umurnya yang masih 14 tahun. Rambut gue potong bob, makeup gue bikin soft, bajunya gue bikin kayak anak-anak,” jelas Ivan Gunawan.
Transformasi itu dilakukan bertahap, dari rambut panjang, di-layer, hingga akhirnya dipotong bob ketika Lesti masuk 10 besar kompetisi. Perubahan tersebut sukses membuat sosok Lesti semakin dikenal publik.
Baca juga: “Jadi Aku Sebentar Saja”, Reality Show Baru Leslar yang Bikin Mewek dan Bersyukur
Lebih lanjut, Lesti juga mengungkap bahwa dirinya bisa kutuan karena sering tertular dari orang lain.
“Sadar, suka gatal, karena Dedek suka tidur di tempat pengajian. Kalau ada orang lain yang kutuan suka nepain,” ujarnya blak-blakan.
Ivan Gunawan kemudian menutup perbincangan dengan menegaskan perjalanan Lesti adalah kisah nyata perjuangan dari nol hingga sukses.
“Dedek itu dulu tinggal di kaki gunung, jadi benar-benar true stories from zero to hero,” pungkasnya.
