Jerome Polin Sindir Pernyataan Sri Mulyani soal Gaji Guru: "Mau Sampai Kapan?"

Kamini.id – Publik tengah ramai memperbincangkan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait gaji guru dan dosen yang disebut sebagai salah satu tantangan besar bagi keuangan negara. Komentar ini memicu reaksi keras, termasuk dari kreator konten sekaligus edukator populer, Jerome Polin.
Dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia yang digelar pada Kamis, 7 Agustus 2025, Sri Mulyani mengakui bahwa gaji guru dan dosen di Indonesia masih terbilang rendah. Ia menilai hal tersebut menjadi masalah serius, sekaligus tantangan besar untuk keuangan negara.
"Banyak di media sosial, saya selalu mengatakan, menjadi dosen atau guru tidak dihargai karena gajinya enggak besar. Ini juga salah satu tantangan bagi keuangan negara," ucap Sri Mulyani dalam tayangan di kanal YouTube Institut Teknologi Bandung.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mempertanyakan apakah solusi kesejahteraan guru harus sepenuhnya ditanggung oleh negara, atau ada kemungkinan partisipasi dari masyarakat.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa anggaran pendidikan tahun 2025 telah mencapai Rp724,3 triliun. Dana tersebut dialokasikan untuk tiga kluster, termasuk gaji dan tunjangan tenaga pendidik, program BOS, KIP Kuliah, hingga beasiswa LPDP.
Namun, pernyataan ini menuai kritik tajam dari banyak pihak, termasuk Jerome Polin. Melalui unggahan di media sosialnya, Jerome mengaku kecewa dengan pandangan sang menteri.
Menurut Jerome, pendidikan adalah pondasi utama kemajuan bangsa, sehingga kesejahteraan tenaga pendidik seharusnya menjadi prioritas.
"Kalau negara tidak menjadikan guru, dosen, dan kualitas pendidikan sebagai prioritas, kita gak bisa berharap Indonesia Emas," tulis Jerome.
Jerome juga menilai bahwa meskipun anggaran pendidikan sudah 20% dari APBN, ada banyak sektor lain yang bisa dialihkan untuk memperkuat pendanaan pendidikan. Ia menegaskan bahwa gaji layak bagi guru adalah kunci untuk memotivasi dan meningkatkan kualitas pengajar.
"Negara yang maju adalah negara dengan pendidikan yang maju. Dan itu dibangun oleh tenaga pendidik yang bagus. Salah satu katalisnya? Gaji dan kesejahteraan," tegas Jerome.
Jerome bahkan mengungkapkan bahwa banyak anak muda sebenarnya ingin menjadi guru, namun mengurungkan niat karena profesi ini belum menjanjikan kesejahteraan.
Pernyataan ini semakin memperkuat desakan publik agar pemerintah serius menata ulang kebijakan kesejahteraan guru. Perdebatan soal anggaran pendidikan diprediksi masih akan terus bergulir, mengingat isu ini menyangkut masa depan generasi penerus bangsa.
