Pesan Menyentuh Maia Estianty untuk Al Ghazali, Bukti Cinta Ibu yang Abadi

Kamini.id - Di tengah kesibukannya, Maia Estianty baru-baru ini mengunggah sebuah pesan menyentuh yang langsung mencuri perhatian netizen. Diperuntukkan untuk sang putra, Al Ghazali, pesan ini bukan hanya menyiratkan kedekatan keduanya, tapi juga menggambarkan cinta tanpa syarat dari seorang ibu yang tak lekang oleh waktu.
Lewat unggahan di media sosialnya, Maia membagikan potret hangat bersama Al. Namun, yang bikin publik tersentuh bukan hanya foto kebersamaan mereka, melainkan untaian kalimat emosional yang ditulis Maia sebagai bentuk kasih sayangnya.
1. Ungkapan Cinta Ibu, Tanpa Perlu Penjelasan
Dalam tulisannya, Maia tidak secara gamblang menyebutkan konteks atau alasan dibalik pesan itu. Namun, justru karena tak dijelaskan secara gamblang, makna dari kalimatnya terasa makin dalam.
“Matahari tak pernah bertanya, untuk siapa ia bersinar. Begitu pula seorang ibu, ia memberi segalanya, tanpa pernah meminta kembali. Saat dunia menjauh untuk sang anak, peluknya ibu adalah rumah....”
Kalimat ini menggambarkan betapa kasih sayang ibu selalu hadir dalam diam, tak pernah menuntut balasan, tapi senantiasa memberikan rasa aman.
2. Siap Jadi Penawar Luka Hati Anaknya
Tak berhenti di sana, Maia juga menyampaikan bahwa dirinya akan selalu menjadi tempat pulang bagi Al Ghazali. Ketika dunia terasa berat dan hati tak lagi kuat, ibu hadir sebagai penenang.
“Saat hati retak, senyumnya jadi obat. Ibu adalah cahaya yang tak pernah padam, bahkan jika seorang ibu hanya tinggal nama dan doa....”
Kalimat ini seperti pelukan dalam bentuk kata. Menunjukkan bahwa meskipun kehidupan berubah, cinta ibu selalu ada—baik secara fisik maupun dalam kenangan.
3. Cinta Seorang Ibu yang Tak Tergoyahkan
Penutup dari pesan Maia Estianty adalah pernyataan kuat yang menunjukkan bahwa kasih sayang ibu tak akan pernah bisa dihancurkan, bahkan oleh kekuatan terbesar sekalipun.
“Tak akan ada yang bisa memadamkan cinta seorang ibu kepada anak, sekalipun kekuatan nuklir berusaha mematikannya...”
Bagi Kaminiers yang mungkin sedang berjauh-jauhan dari ibu, atau bahkan sudah kehilangan sosok beliau, kalimat ini bisa sangat membekas. Ada cinta yang tak bisa tergantikan dan tak bisa dihapus, yaitu cinta ibu.
Maia Estianty kembali menunjukkan bahwa cinta seorang ibu tak bisa diukur dengan kata-kata biasa. Pesannya untuk Al Ghazali menjadi gambaran nyata kasih sayang yang dalam, tulus, dan abadi. Sebuah pengingat sederhana tapi menyentuh, bahwa rumah sejati sering kali bukan tempat, melainkan pelukan hangat dari ibu.
