Setelah Sahroni dan Eko Patrio, Rumah Puan Maharani Jadi Sasaran Amarah Publik

Kamini.id – Gelombang aksi demonstrasi di Jakarta kembali memanas. Setelah kediaman Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi sasaran amukan massa, kini giliran rumah Ketua DPR RI Puan Maharani yang didatangi ratusan orang pada Minggu (31/8) dini hari.
Baca juga: Rumah Ahmad Sahroni Digeruduk Warga: Mobil Mewah Hancur, Isi Rumah Dijarah
Dalam sebuah video yang diunggah akun TikTok @koko.hiro.chimot, terlihat massa mulai berdatangan ke kediaman Puan. Mereka berteriak penuh emosi, memanggil Ketua DPR RI itu agar keluar menemui massa. Namun, hingga saat sorakan membahana di depan rumah, tak ada respons dari pihak keluarga Puan Maharani.
Situasi di Depan Rumah Puan Maharani
Kerumunan semakin membludak ketika malam semakin larut. Sorakan dan teriakan massa terdengar jelas, namun hingga kini belum diketahui apakah mereka berhasil masuk ke dalam rumah putri Megawati Soekarnoputri itu.
Hingga berita ini diterbitkan, kondisi di sekitar kediaman Puan Maharani masih terus dipantau. Aparat keamanan pun mulai bersiaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat eskalasi amarah warga semakin sulit dikendalikan.
Rangkaian Aksi yang Makin Meluas
Sebelumnya, massa lebih dulu menggeruduk rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok. Tak hanya merusak mobil mewah, warga juga menjarah barang-barang berharga dari rumah Sahroni.
Tidak berhenti di situ, rumah Eko Patrio di Jakarta Timur juga menjadi sasaran. Kediaman presenter sekaligus politisi itu ikut dijarah habis-habisan. Aksi berlanjut ke rumah Uya Kuya, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang juga tak luput dari amukan warga.
Gelombang aksi ini terus meluas seiring dengan meningkatnya kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.
Pemicu Aksi Demonstrasi
Seperti diketahui, kemarahan publik bermula dari kabar kenaikan gaji serta tunjangan anggota DPR RI. Isu tersebut mencuat menjelang aksi demonstrasi besar-besaran pada 25 Agustus 2025 lalu. Situasi semakin memanas ketika seorang pengemudi ojek online (ojol) meninggal dunia akibat terlindas mobil rantis Brimob saat demo 28 Agustus.
Kematian tersebut memicu solidaritas sekaligus amarah warga. Sejak malam itu, massa bahkan sempat menggeruduk Markas Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat, menuntut keadilan. Namun bukannya mereda, aksi justru meluas hingga menyasar kediaman para pejabat dan anggota dewan.
Situasi Belum Reda
Hingga kini, aksi demonstrasi masih terus berlangsung dan semakin meluas. Gelombang kekecewaan masyarakat belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Sementara itu, nasib Puan Maharani dan respons resmi dari pihak keluarga terkait situasi di kediamannya masih ditunggu publik.
Kerusuhan yang merambah hingga ke rumah para pejabat negara ini menjadi cermin betapa dalamnya kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan politik saat ini. Publik kini menanti langkah pemerintah maupun DPR RI dalam meredam situasi agar tidak semakin berlarut-larut.
