Wastra Indonesia Kian Hits: Desainer Muda Bawa Budaya ke Fashion Masa Kini

Kamini.id – Di tengah gempuran tren fashion global, kain tradisional Indonesia atau wastra kembali menjadi sorotan. Tenun, batik, hingga songket kini tak lagi hanya dipakai di acara formal, tapi mulai hadir dalam gaya sehari-hari yang modern dan fungsional.
Kehadiran desainer muda yang mengolah warisan budaya menjadi busana kekinian menjadi salah satu pemicunya. Hal ini terlihat jelas pada ajang Parade Wastra Nusantara 2025 melalui kompetisi Tata Wastra.
Mengusung tema “Keanggunan Warisan Budaya dalam Balutan Keseharian”, ajang ini menantang desainer muda untuk memadukan sentuhan modern dengan nilai budaya yang melekat pada wastra.
Menurut desainer senior dan juri kompetisi, Deden Siswanto, penilaian tak hanya berfokus pada tampilan visual. “Peserta harus memahami filosofi dan karakter kain yang digunakan. Ada kain yang tidak bisa dipecah atau dipotong sembarangan. Wastra bukan hanya cantik, tapi juga punya cerita,” jelasnya.
Deden juga mengakui bahwa popularitas wastra kian meningkat. Batik, misalnya, kini menjadi pilihan outfit sehari-hari dan memicu ketertarikan terhadap kain daerah lain.
“Sekarang justru nggak pakai wastra itu yang terasa kurang keren,” tambahnya. Meski begitu, tantangan tetap ada, terutama soal harga bahan baku yang harus menyesuaikan pasar tanpa mengorbankan kualitas dan kesejahteraan pengrajin.
Dari sisi penyelenggara, Adinda Tri Wardhani dari Fimela menegaskan bahwa kompetisi ini menjadi ruang bagi desainer muda dan pelaku UMKM untuk unjuk gigi.
“Kami ingin wastra tak lagi dianggap kuno. Justru bisa tampil di Paris, Milan, atau Tokyo Fashion Week dengan membawa filosofi Nusantara,” ujarnya.
Adinda juga menyoroti tren modifikasi wastra yang makin kreatif, seperti tenun dipadukan dengan denim atau batik bergaya oversized ala streetwear Korea. Inovasi seperti ini membuat wastra lebih dekat dengan generasi muda tanpa kehilangan identitasnya.
Para finalis Tata Wastra 2025 menunjukkan keberagaman desain yang memikat, masing-masing dengan ciri khas dan target pasar yang berbeda. Inilah yang membuat wastra berpotensi besar menembus pasar global, asalkan terus mendapat dukungan dan wadah untuk berkembang.
Dengan kolaborasi antara desainer, media, dan pemerintah, wastra Indonesia bukan hanya simbol budaya, tetapi juga tren fashion masa kini yang membanggakan. Ke depan, bukan hal mustahil melihat kain tradisional Nusantara melangkah mantap di panggung mode dunia.
