Widyawati Sentil Mertua Dominan, Begini Pandangannya soal Menantu

Kamini.id - Aktris senior Widyawati kembali mencuri perhatian lewat perannya dalam film A Normal Woman. Di film ini, ia memerankan sosok Ibu Liliana, seorang ibu yang dominan dan posesif terhadap anak laki-lakinya. Tapi bukan hanya soal akting, pernyataan Widyawati tentang hubungan mertua dan menantu juga bikin banyak orang terkesan.
Dalam konferensi pers yang digelar Kamis (25/7), Widyawati menyoroti karakter Ibu Liliana yang membuat jarak dengan menantu perempuannya, Milla (yang diperankan Marissa Anita). Ia menyebut bahwa sikap dominan seorang ibu bisa membuat hubungan dalam rumah tangga anak menjadi tidak sehat.
"Iya ini sosok ibu yang dominan ya, jadi sosok si anak laki-laki (Jonathan) ini adalah yang takut, taat jadi kayak harus mendengarkan kata ibu, padahal setiap ibu belum tentu benar," ujarnya.
Menariknya, Widyawati justru mengaku punya pandangan hidup yang berbeda jauh dengan karakter yang ia perankan.
"Kalau saya pribadi, anak mantu saya, saya sudah sangat dekat. Dua-dua anak mantu saya, buat saya tidak pernah merasa bahwa dia adalah anak mantu. Buat saya, dia adalah anak saya juga," ungkap istri mendiang Sophan Sophiaan ini.
Bagi Widyawati, Menantu = Anak Sendiri
Bagi Widyawati, ketika seseorang menikah, yang disatukan bukan cuma dua insan, tapi juga dua keluarga besar. Ia percaya bahwa hubungan mertua dan menantu seharusnya dibangun atas dasar kasih sayang dan kesetaraan, bukan dominasi.
“Kalau kita sudah berkeluarga, itu berarti kita menjadi satu keluarga besar dari keluarga si laki-laki maupun si perempuan. Jadi tidak membedakan lagi. Masalah mereka, ya masalah kita juga,” tambahnya.
Pandangan ini langsung menuai banyak dukungan dari para penggemar yang merasa terwakili dengan statement Widyawati. Tak sedikit juga yang menyebut bahwa aktris legendaris ini bisa jadi contoh mertua idaman.
Pelajaran dari Film dan Realita
Meski mengaku kesulitan saat mendalami karakter Ibu Liliana yang keras kepala, Widyawati justru menjadikan tantangan ini sebagai bahan refleksi. Ia merasa penting untuk menyampaikan pesan bahwa hubungan keluarga harus dibangun dengan empati, bukan kontrol.
Melalui perannya di film A Normal Woman, Widyawati seolah ingin mengingatkan bahwa cinta sejati dalam keluarga bukan soal siapa yang lebih tua atau lebih punya kuasa, tapi siapa yang bisa saling memahami dan mendukung.
