Logo Kamini

Physical Attack Itu Apa? Waspadai Ini Dalam Hubungan Toxic!

Ditulis oleh Suci Maharani R

Ada kalanya cinta itu berubah menjadi luka, terutama kalau hubungan yang kamu jalani udah nggak sehat lagi. Saat kata bukan lagi satu-satunya senjata, pintu terjadinya kekerasan fisik terbuka lebar, di situlah physical attack menjadi red flag besar yang tidak boleh kamu abaikan.

Yuk, Kamniniers, kita bahas lebih dalam tentang apa itu physical attack, apa saja ciri-cirinya dalam hubungan toxic, dan kenapa kamu harus berani ambil langkah jika sudah terjebak di dalamnya.

Apa Itu Physical Attack?

Apa Itu Physical Attack_Sumber: MART PRODUCTION / Pexels

Physical attack adalah tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dengan tujuan menyakiti, mengintimidasi, atau bahkan untuk menunjukkan dominasi. 

Dalam konteks hubungan toxic, physical attack biasanya dilakukan oleh pasangan sebagai bentuk kontrol atau pelampiasan emosi negatif. Berikut adalah beberapa contoh physical attack yang harus Kaminiers waspadai:

  • Menampar
  • Memukul
  • Menendang
  • Mendorong
  • Menarik rambut
  • Mencekik
  • Melemparkan benda ke arah pasangannya

Meskipun terlihat jelas sebagai bentuk kekerasan, sayangnya banyak korban yang tidak langsung menyadari bahwa mereka sedang mengalami physical attack. Para pelaku biasanya membungkus perilaku ini dengan alasan seperti "aku khilaf" atau "Karena aku terlalu cinta."

Physical Attack = Major Red Flag dalam Hubungan

Physical Attack = Major Red Flag dalam Hubungan_Sumber: Africa Images

Dalam hubungan yang sehat, konflik seharusnya dapat diselesaikan hanya lewat komunikasi, bukan dengan kekerasan. Saat seseorang mulai menggunakan kekuatan fisik untuk mengekspresikan amarah atau mengambil kendali, itu tandanya kamu sudah masuk ke ranah "toxic relationship yang bahaya banget!"

Okay, seberapa bahaya semua ini? Kaminiers, physical attack tidak hanya meninggalkan luka secara fisik, tapi juga dapat mengganggu emosional seseorang. Berawal dari rasa takut, kehilangan rasa aman, dan berakhir menjadi rasa trauma yang menguras mental korban setiap harinya.

Kenapa Korban Sering Diam?

Kenapa Korban Sering Diam_Sumber: RDNE Stock / Pexels

Mungkin kamu pernah dengar orang berkata, "Kalau udah dipukul sekali, lebih baik tinggalin aja." Logika singkatnya memang seperti itu, tapi kenyataannya jauh berbeda. Ada banyak korban physical attack yang justru memilih diam dan bertahan. Ada beberapa alasan:

  • Takut makin disakiti kalau melawan atau pergi
  • Dibutakan oleh cinta dan harapan palsu bahwa pasangannya akan berubah
  • Sudah tergantung baik secara finansial maupun emosional
  • Takut penilaian orang lain atau keluarga
  • Merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri
  • Diancam untuk menyebarkan aib ke khalayak
  • Merasa sendiri dan tidak memiliki power untuk melawan
  • Takut anak atau keluarga menjadi korban juga
  • Malu karena kalian sudah berhubungan sejak lama
  • Tidak percaya kalau keluarga dan polisi dapat menyelamatkannya, dst

Kaminiers, sebenarnya ada banyak sekali alasan kenapa korban memilih untuk diam ketika mereka takut akan hal yang akan terjadi di masa depan.

Ini yang membuat hubungan toxic dengan kekerasan fisik jadi lingkaran setan yang sulit diputus. Tapi, Kaminiers, bukan berarti gak bisa. Langkah awalnya adalah menyadari bahwa kamu layak diperlakukan dengan baik.

Tanda-Tanda Kamu Sudah Menjadi Korban

Tanda-Tanda Kamu Sudah Menjadi Korban_Sumber: fizkes / Getty Images

Kalau kamu mengalami hal-hal ini, bisa jadi kamu berada dalam hubungan toxic yang sudah melibatkan physical attack alias kekerasan fisik di dalamnya:

  • Pasangan pernah atau sering menyakiti kamu secara fisik. Mulai dari mendorong, menampar, hingga melukai tubuh kamu dengan sengaja atau tidak. Ini bukan pertengkaran biasa, tapi bentuk kekerasan yang nggak bisa ditoleransi.
  • Kamu merasa takut setiap kali pasangan marah. Rasa takut ini bukan karena bersalah, tapi karena kamu tahu amarahnya bisa berubah menjadi kekerasan. Kaminiers, ini adalah red flag besar untuk kamu!
  • Berusaha menyembunyikan luka dari orang lain dengan berbohong. Kekerasan fisik selalu meninggalkan luka yang dapat dilihat oleh mata dan untuk menutupinya korban cenderung melakukan kebohongan. Kadang bilang jatuh, nggak sengaja kebentur, atau skenario kecelakaan lainnya.
  • Kamu merasa "terjebak" dan "tidak memiliki kuasa" untuk pergi. Entah itu karena terlalu sayang atau efek dari manipulasi emosi yang dilakukan pasangan, tapi korban cenderung merasa ragu untuk meninggalkan hubungan ini.
  • Selalu minta maaf dan berjanji, tapi berakhir dengan mengulangi perbuatan yang sama. Siklus yang terus terjadi, inilah yang membuat physical attack sebagai lingkaran setan dalam hubungan toxic.

Kalau tanda-tanda di atas terasa relate, Kaminiers, kamu nggak sendiri. Banyak yang pernah mengalami hal serupa. Langkah pertama yang penting adalah menyadari bahwa kamu berhak untuk hidup aman dan dicintai tanpa kekerasan.

Terima kasih, sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Suci-Maharani
Saya mulai menulis sejak saya kuliah di jurusan ilmu komunikasi – jurnalistik. Kegemaran saya pada beauty makeup dan fashion membuat saya sering menjadi fashion dan makeup advisor untuk keluarga dan sahabat saya. Sehingga saya tertarik untuk membagikan tips dan trik yang saya ketahui melalui tulisan.
Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram