Praz Teguh Klarifikasi Isu Bronkitis Gara-Gara Podcast: “Itu Cuma Punchline!”

Kamini.id – Nama Praz Teguh kembali jadi sorotan setelah muncul rumor dirinya sempat sakit bronkitis gara-gara terlalu sering bikin podcast. Kabar tersebut ramai dibicarakan usai dirinya tampil di Stand Up Fest 2025 dengan salah satu materi lawakan yang menyinggung soal kesehatan.
Namun, komika sekaligus podcaster ini akhirnya buka suara dan menegaskan bahwa isu tersebut tidak benar. Lewat obrolannya bersama Raditya Dika di kanal YouTube, Rabu (13/8), Praz mengatakan rumor itu berawal dari punchline yang ia lontarkan di atas panggung.
“Nggak, itu punchline aja. Masa gue bronkitis gara-gara ketawa?” ujar Praz sambil tertawa.
Meski membantah isu sakit bronkitis, Praz tidak menutup-nutupi bahwa jadwal podcast-nya memang sempat sangat padat. Bahkan, ia mengaku pernah menjalani lima hingga enam rekaman podcast dalam sehari. Kini, ia mencoba lebih membatasi jumlah tersebut demi menjaga energi dan kualitas saat berbincang dengan narasumber.
“Sekarang paling banyak dua atau tiga kali. Karena kalau kebanyakan ngobrol, suka skip, sering ngawang gara-gara capek,” jelasnya.
Bagi Praz, dunia podcast sebenarnya berawal dari hobi lamanya yang suka mengobrol santai dengan orang lain. Namun, ketika hobi itu berubah menjadi pekerjaan profesional, ia mulai merasakan perbedaan yang cukup signifikan.
“Pada dasarnya gue suka ngobrol berjam-jam. Tapi lama-lama, kalau hobi jadi pekerjaan, pasti berubah,” katanya.
Saat ini, Praz masih menggarap sejumlah program podcast seperti Goyang Lidah, Titik Kumpul, Rockaroma, dan Kasih Paham Bro. Beberapa program lama seperti Kejar Setoran, Noice, dan PWK sudah ia hentikan untuk lebih fokus.
Klarifikasi ini tentu menjadi jawaban atas rasa penasaran warganet soal kondisi kesehatan Praz Teguh. Dengan pengakuan jujurnya, ia menegaskan bahwa yang terpenting saat ini adalah menjaga kualitas konten sekaligus kesehatan diri sendiri.
Langkah Praz untuk lebih selektif dalam mengatur jadwal bisa jadi pembelajaran bagi para kreator lain. Seberapa pun serunya sebuah pekerjaan, menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan tetaplah hal utama.
