Selingkuh Sama-Sama Sudah Menikah: Realita atau Pelarian?
Kaminiers, pernah nggak sih dengar cerita begini: dua orang yang udah nikah, tapi malah jatuh cinta dan selingkuh satu sama lain? Nggak cuma bikin geleng-geleng kepala, tapi juga bikin kita mikir, “Kok bisa, ya?”
Kenapa Orang Bisa Selingkuh Walau Sudah Menikah?
Sumber: Photodjo / Getty ImagesFenomena selingkuh sama-sama sudah menikah ini ternyata bukan sekadar urusan ‘gatel’ atau ‘kurang puas’. Kadang, dua orang yang terjebak dalam pernikahan yang dingin atau toxic, tanpa sadar menemukan kenyamanan satu sama lain. Awalnya mungkin cuma curhat, lama-lama baper, lalu keterusan.
Apalagi kalau kedua belah pihak merasa dimengerti dan dihargai, sesuatu yang mungkin udah lama hilang di rumah masing-masing. Tapi tetap aja, ini bukan alasan yang membenarkan.
Apa Dampak Dari Perselingkuhan Ini?
Sumber: RDNE Stock Project / PexelsSelingkuh bukan cuma soal perasaan. Ada keluarga yang bisa hancur, anak-anak yang jadi korban, dan rasa bersalah yang bisa menghantui seumur hidup. Nggak cuma merusak kepercayaan pasangan, tapi juga bisa menimbulkan trauma panjang.
Bahkan, hubungan sesama ‘pelakor’ dan ‘pebinor’ (istilah kekinian untuk perebut pasangan orang) ini seringkali berujung pada drama panjang yang melelahkan. Banyak yang bilang, hubungan yang dibangun dari pengkhianatan, jarang bisa awet.
Masih Adakah Kesempatan Untuk Memperbaikinya?
Sumber: Goran13 / Getty ImagesJawabannya: "bisa," tapi nggak mudah. Selingkuh, apalagi kalau keduanya sudah menikah bukan cuma soal “jatuh cinta yang salah waktu”. Ada komitmen, kepercayaan, dan keluarga yang ikut terseret di dalamnya.
Kalau kamu atau orang terdekat pernah terjebak dalam situasi selingkuh sama-sama sudah menikah, langkah pertama yang penting banget dilakukan adalah refleksi diri secara jujur. Coba tanya ke diri sendiri:
- Kenapa hubungan ini bisa terjadi?
- Apa yang sebenarnya kurang dari pernikahan saat ini?
- Apakah ini pelarian atau perasaan yang benar-benar tulus?
- Siapkah menghadapi konsekuensi dari hubungan ini?
Setelah itu, penting banget untuk menghentikan hubungan tersebut sementara waktu demi memberi ruang berpikir yang jernih. Jangan membuat keputusan besar dalam kondisi emosi yang masih campur aduk.
Kenapa Perlu Bantuan Profesional?
Sumber: NoSysytem Imagse / Getty Images SIgnatureKadang, emosi kita terlalu ribet untuk diurai sendiri. Di sinilah konseling pernikahan atau terapi individu bisa sangat membantu. Konselor akan jadi pihak netral yang bisa bantu kamu (dan pasangan) melihat masalah dari berbagai sudut, tanpa menghakimi.
Tujuannya bukan langsung menyatukan kembali, tapi mencari akar masalah:
- Apakah pernikahan masih bisa diselamatkan?
- Apakah perlu perbaikan komunikasi atau justru sudah saatnya berpisah dengan cara baik-baik?
Bantuan profesional juga bisa bantu mengatasi rasa bersalah, trauma, atau luka batin yang timbul dari hubungan terlarang ini.
Tapi Gimana Kalau Udah Terlanjur Sayang?
Sumber: Timur Weber / PexelsIni nih yang tricky. Rasa sayang belum tentu sepadan dengan kenyataan hidup bersama. Jangan sampai keputusan dibuat hanya karena emosi sesaat, tapi malah menghancurkan banyak pihak.
Hubungan yang dimulai dari pengkhianatan, biasanya butuh usaha dua kali lipat untuk bisa bertahan, karena rasa percaya akan terus jadi tantangan. Jadi, sebelum lanjut, pastikan kamu dan dia benar-benar siap untuk menyelesaikan urusan lama dulu secara dewasa dan bertanggung jawab.
Jadi, Kaminiers, kalau kamu pernah ada di posisi “selingkuh sama-sama sudah menikah” atau kenal orang yang ngalamin, coba deh pikirin ulang. Bahagia itu hak semua orang, tapi jangan sampai merampas kebahagiaan orang lain, ya. Karena cinta sejati nggak pernah lahir dari luka yang dalam.

